KLB Difteri di Awal Tahun 2015

Dear Ukhti,

Akhir-akhir ini saya sangat khawatir tentang penyebaran penyakit difteri yang semakin meluas.

Sejak 2011 sampai sekarang, di Jawa Timur 1.347 orang telah terinfeksi penyakit mematikan ini.

Kemudian per tanggal 29 Januari 2015 Kota Padang, Sumatera Barat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri usai ditemukan  5 kasus difteri dan 1 kematian. (baca: http://health.liputan6.com/read/2179571/lakukan-imunisasi-dasar-lengkap-klb-difteri-tak-akan-terjadi)

Sementara itu, di bulan yang sama, pemerintah Kabupaten Bandung juga menetapkan status kejadian luar biasa penyakit difteri. Status itu menyusul jatuhnya enam korban penderita sejak November 2014, dan satu di antaranya meninggal dunia. (baca: http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/15/01/28/nivgyf-penyakit-difteri-mewabah-di-bandung)

Lalu kemarin, dr. Piprim Yanuarso, Sp.A mendapatkan kabar dari teman sejawatnya (plus foto) bahwa di Jakarta sudah ditemukan kasus difteri.

Penyakit difteri ini adalah penyakit berbahaya, Ukhti. Selain sangat menular — bisa menyebar melalui pernapasan — juga bisa menimbulkan kesakitan dan kematian. Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dengan gejala demam tinggi, nyeri telan, pusing dan terlihat selaput putih di tenggorokan,dimana selaput putih tersebut dapt menutupi tengorokan dan akhirnya menghambat jaan nafas. Selanjutnya, racun dari bakteri difteri dapat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan gagal jantung, gagal ginjal dan kelumpuhan.

Bagaimana penyakit yang seharusnya sudah lama punah ini bisa mewabah? Menurut Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kemenkes RI, dr.Anung Sugihantono, M.Kes hal ini bisa terjadi karena imunisasi dasar lengkap tidak dilakukan secara benar.

Ia menekankan bahwa imunisasi lengkap dengan kualitas bagus dan cara bagus bisa membuat anak memiliki kekebalan tubuh yang baik terhadap bakteri Cornynebacterium difteriae penyebab difteri.

“Sebenarnya, jika ada 100 anak. Lalu 95 diantaranya diimunisasi dasar lengkap akan memunculkan kekebalan yang bersifat komunitas. Anak yang tidak diimunisasi tidak akan terserang asalkan imunisasi dilakukan lengkap, kualitas dan cara bagus. Anak yang lima tidak diimunisasi akan mendapatkan kekebalan dari 95 anak lainnya. Namun, jika diantara dari 95 anak tadi ada yang diimunisasi tidak lengkap, akan menimbulkan kerawanan bagi anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Lima anak tersebut malah akan jadi sumber penularan penyakit difteri,” terang dr. Anung seperti yang dikutip liputan6.com (link di atas)

Untuk itu, mari kita lindungi anak-anak kita dengan ikhtiar yang maksimal. Vaksinasi, lingkungan yang bersih, dan juga gizi yang baik.

Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Aamiin..

This entry was posted in Med things and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

Kasih komen dong